Dokumentasi. Prof dr Taruna Ikrar saat memberikan orasi ilmiah pada acara pengambilan sumpah janji profesi tenaga teknis kefarmasian dan ahli teknologi laboratorium medik lulusan FIK, UM Palangkaraya, Sabtu (14/11/2020). (ANTARA/UM Palangkaraya)
Kuala Kurun (ANTARA) – Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya menggandeng ilmuwan dunia berkebangsaan Indonesia sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan fakultas setempat. Kehadiran dosen tamu yang merupakan ilmuwan dunia berkebangsaan Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri karena dapat menularkan spirit berkemajuan dalam bagi lulusan,” kata Dekan FIK UM Palangkaraya, Nurhalina melalui pernyataan tertulis, Kamis.
Pihaknya pun berkomitmen menyelenggarakan kuliah-kuliah pakar untuk mengintegrasikan perkembangan IPTEK dalam bidang kesehatan terhadap pembelajaran di lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan di UM Palangkaraya.
Dia mencontohkan salah satu ilmuwan dunia yang telah menjadi salah satu narasumber di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya itu yakni Prof dr Taruna Ikrar.
“Prof Taruna hadir memberikan orasi ilmiah saat acara pengambilan sumpah janji profesi tenaga teknis kefarmasian dan ahli teknologi laboratorium medik lulusan FIK, UM Palangkaraya,” katanya.
Prof sendiri Taruna merupakan ketua konsil kedokteran Indonesia periode 2020-2025.
Dalam orasinya Taruna menyebutkan bahwa ke depan editing sel secara genetik merupakan salah satu alternatif terapi masa depan untuk peremajaan kulit, mengatasi ketuaan dan juga mengobati penyakit-penyakit yang saat ini belum ditemukan obatnya.
Saat ini Taruna dan tim telah merampungkan temuannya dalam aplikasi CRISPR dalam pengobatan penyakit jantung koroner, yang telah dimuat pada salah satu jurnal berupatasi internasional, dan mendapat nobel prise dalam bidang kedokteran.
Selain aplikasi dalam pengobatan penyakit jantung, Taruna dan tim juga sedang merampungkan temuannya tentang aplikasi CRISPR dalam mencegah kebutaan, namun riset tersebut masih dalam tahap uji klinik tahap dua, sehingga belum bisa diaplikasikan pada manusia.
Namun Taruna tetap optimis bahwa temuan tersebut tahap demi tahap akan rampung sehingga bisa segera diaplikasikan pada manusia.